Wednesday, 10 May 2017

Jenis - Jenis Penyakit Pada Tanaman Cabai Keriting








Assalamu Alaikum wr. wb
Kembali lagi lagi sahabat Gelas Kaca, kali ini kami akan berbagi informasi mengenai jenis- jenis penyakit dan hama yang ada pada tanaman cabai keriting. Berikut kami uraikan lengkap dengan gambar
1.   ANTRACHNOSE


Jamur ini menyerang buah pada semua stadia baik buah maupun buah yang masak dan siap dipanen. Gejala yang sangat khas adalah bercak orange kecoklatan kehitaman konsentris pada buah dan menyebabkan buah menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat jamur yang berwarna titik -titik oranye ( Colletotrichum acutatum atau C.gloesporoides) dan titik-titik hitam C. capsici seperti cincin. Buah yang terserang hebat menjadi keriput, kering dan gugur. Perkembangan dan penyebaran jamur didukung oleh lingkungan yang basah, berembun atau berkabut dengan temperatur yang relatif hangat. Penyakit ini bersifat dapat terbawa benih.

Teknik Pengendalian :

  1. Melakukan sanitasi terhadap gulma dan sisa tanaman yang terinfeksi. 
  2. Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat. 
  3. Melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembapan.
  4.  Memperbaiki drainase agar lahan tidak tergenang. 
  5. Memusnahkan bagian tanaman yang telah terinfeksi. 
  6. Aplikasi Fungisida dengan bahan aktif diantaranya Kloratalonil, Karbendazim, Propineb,eksakonazol dan lain-lain. Pada musim penghujan disarankan menggunakan bahan perekat/surfaktan. 
  7. Perlakuan pada benih juga dapat dilakukan sebelum semai dengan menggunakan fungisida 0.2 g/100 ml air atau air hangat kuku 45-50˚C selama 15-20 menit. 
  8. Menggunakan benih yang telah diketahui bebas dari jamur C.gloesporoides dan C. capsici untuk menghindari sumber infeksi dari benih. 9. Menggunakan varietas yang tahan atau toleran.

2. BACTERIAL SPOT ( BERCAK BAKTERI )


Bercak pada daun diawali dengan bercak bulat kecil berwarna hitam dan basah. Sedangkan pada buah, bercak berwarna cokelat kehitaman dan apabila diraba terasa cekung, kering dan mengeras. Pada batang, bercak berwarna hitam kecoklatan dan nampak memanjang. Bakteri menyerang semua bagian tanaman, baik daun, batang maupun buah pada semua stadia baik vegetative maupun generative. kondisi yang mendukung perkembangan penyakit ini adalah temperature hangat 24-30 ˚C dan kelembaban tinggi. Penyebaran dapat terjadi melalui percikan air akibat hujan maupun penyiraman. Penyakit bakteri ini dapat terbawa benih.

Teknik Pengendalian:

  1. Rotasi tanaman dengan selain selain tanaman inang. 
  2. Pemakaian pupuk Nitrogen (N) Secara berimbang agar tanaman tidak terlalu sukulen. 
  3. Melakukan sanitasiterhadap gulma atau tanaman sekunder yang dapat menjadi inang alternatif. 
  4. Perbaikan drainase sehingga lahan tidak tergenang. 
  5. Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat. 
  6. Melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban disekitar tanaman. 
  7. Memusnahkan bagian tanaman yang telah terinfeksi. 
  8. Aplikasi bakterisida yang berbahan aktif Cuprum/Tembaga dan Validamycin. 
  9. Menggunakan benih yang telah diketahui bebas dari bakteri Xanthomonas campestris pv.vesicatoria untuk menghindari sumber infeksi dari benih. 
  10. Menggunakan varietas yang tahan atau toleran.

3. CERCOSPORA SPOT


Gejala pada daun berupa bercak-bercak bulat kecil melingkar berwarna cokelat dengan warna putih dibagian tengahnya. Bercak tersebut sering disebut dengan "mata kodok". Pada serangan berat dapat menyebabkan daun-daun menguning dan gugur sehingga menurunkan produksi tanaman. Jamur ini tidak menginfeksi tangkai buah dan terbawa benih. Gejala pada batang ditunjukan dengan bercak putih kecoklatan.

Teknik Penanganan:

  1. Sanitasi lahan dari tanaman gulma. 
  2. Melakukan pemangkasan cabang untuk mengurangi kelembaban. 
  3. Perbaikan drainase sehingga aliran air lancar dan lahan tidak tergenang. 
  4. Melakukan rotasi tanaman. 
  5. Memusnahkan daun- daun yang terserang dalam tingkat awal. 
  6. Aplikasi fungisida dengan bahan aktif diantaranya Dimetomort, Kloratalonil, Propikonazol, Mankozeb, Sulfur, Benomil, Propineb dan Tembaga oksiklorida. Pada musim penghujan disarankan menggunakan bahan perekat/surfaktan. 
  7. Menggunakan varietas yang tahan atau toleran

4. THRIPS


Thrips berukuran kecil, tubuhnya ramping. Dewasa berwarna lebih gelap cokelat kehitaman, dengan dua garis sejajar pada punggungnya sedangkan Thrips yang muda berwarna kekuningan. Thrips dapat jelas dilihat dengan bantuan kaca pembesar.  

Teknik Penanganan:

  1. Monitoring secara intensif untuk mencegah penyebaran hama, karena populasi hama selalu diawali dari satu tempat (hot spot) yang kemudian meluas ke tanaman lain. 
  2. Sanitasi lahan dari tanaman sekunder yang dapat menjadi inang alternatif. 
  3. Aplikasi insektisida dengan bahan aktif Profenofos, Imidakloprid, Abamektin dan Alfa sipermetrin. Pada musim penghujan disarankan menggunakan bahan perekat/ surfaktan.

5. GEMINIVIRUS


Gejala penyakit yang disebabkan oleh Geminivirus ini sangat bervariasi sehingga tidak diketahui dengan pasti gejala spesifik akibat infeksi Geminivirus. Pada umumnya tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, ruas-ruas pada percabangan memendek dan cenderung mengarah keatas. helaian daun berubah bentuk menjadi lebih kecil, keriting dan berbentuk seperti mangkuk/sendok, terkadang disertai perubahan warna menjadi kuning. Tanaman yang terinfeksi pada umur yang sangat muda, menjadi kerdil dan tidak mampu berbunga. Jika infeksi terjadi pada saat tanaman sudah berbunga, seringkali bunga gugur sebelum terjadinya penyerbukan. Virus ini disebarkan melalui hama pembawanya, whitefly/kutu kebul/hama breng, Besimia tabaci.

Teknik Penanganan:

  1. Pengendalian Geminivirus dilakukan dengan mengendalikan perkembangbiakan dan penyebaran hama pembawanya. 
  2. Melakukan sanitasi terhadap gulma. 
  3. Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat. 
  4. Memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi.
  5. Menggunakan varietas yang tahan

6. FRUIT FLY ( LALAT BUAH )


Lalat buah berwarna hitam dan kuning cerah pada bagian tubuhnya, sayap transparan, dan sebagian kaki berwarna kuning. Larva berwarna putih akan ditemukan didalam buah. Pupa atau kepompong berada didalam buah hingga lalat dewasa keluar. Ciri khas larva lalat buah adalah bila berjalan sering melakukan lompatan dengan cara menekuk tubuhnya menjadi huruf "n" kemudian melenting.

Teknik Penanganan:
  1. Monitoring secara intensif untuk mencegah penyebaran lalat buah. 
  2. Sanitasi lahan dari tanaman sekunder yang dapat menjadi inang alternatif. 
  3. Memasang perangkap kuning atau perangkap hormon metyl eugenol sebagai atraktan di antara tanaman. lalat buah sangat menyukai warna kuning. 
  4. Aplikasi insektisida dengan bahan aktif asetamiprid, alfa sipermetrin, beta siflurin, imidakloprid, profenofos, triazofos, deltametrin, metyl eugenol. Pada musim hujan disarankan menggunakan bahan perekat / surfaktan.
7. APHIDS ( KUTU DAUN )


Myzus persicae berwarna kuning kehijauan sampai hijau terang dan Aphis gossypii berwarna kuning kecoklatan sampai coklat kehitaman. Keduanya memiliki 2 mata merah dan 2 shipunculi / conicle (seperti tongkat terdapat di bagian belakang tubuhnya). Bentuk tubuh seperti buah pir. Beberapa jenis memiliki sayap dan mampu terbang pada fase dewasa.

Teknik Penanganan:
  1. Monitoring secara intensif untuk mencegah penyebaran hama, karena populasi hama selalu diawali dari satu tempat (hot spot) yang kemudian meluas ke tanaman lain. 
  2. Sanitasi lahan dari tanaman sekunder yang dapat menjadi inang alternatif. 
  3. Aplikasi insektisida dengan bahan aktif Abamektin,Deltametrin, dan Alfa Sipermetrin. Pada musim hujan disarankan menggunakan bahan perekat / surfaktan. 
(Sumber : SipindoApp )

0 comments:

Post a Comment